Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang
kesengsaraan, yang diberi pujian berupa
hinaan, Engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu
bercampur dengan airmatamu yang getir.
Wahai engkau para mujahidin yang diperintah oleh nurani yang keliru yang siap memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut “keperluan”
Wahai engkau yang hidup sebagai orang asing
di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya, yang
hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat mengemis atas permintaan dunia
Wahai engkau tawanan yang dilemparkan ke dalam
kegelapan karena kejahatan kecil yang dibuat seumpama kejahatan besar oleh
mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan, dibuang dengan kebijaksanaan
yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang malang, yang
kepadanya Tuhan menganugerahkanmu kecantikan, yang membuat ribuan mata
memandangmu dan mengekorimu, memperdayakan engkau laksana boneka pemuas birahi,
menanggung nafsu liar kebejatan para pelecehmu.
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang empuk baginya dalam keadaan yang menyedihkan.
Kalian adalah kumpulan penderitaan buatan manusia. Kesedihanmu adalah akibat
dari kebiadaban yang hebat, dari ketidakadilan sang hakim dunia, dari licik si
kaya, dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya.
Jangan putus asa, kerana dibalik
ketidakadilan dunia ini, dibalik persoalan ini, dibalik awan gelap ini, dibalik
bumi ini, dibalik semua hal, ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh keadilan,
segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam
bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah karena berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu digerbang kebahagiaan dan kuanggap hina para penindasmu.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah karena berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu digerbang kebahagiaan dan kuanggap hina para penindasmu.
Makassar 10 April 2012 2.27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar